Pemerintahan Sulteng paling efektif kedepan bila dipimpin seorang birokrat atau mantan birokrat -->

Advertisement Masukkan script iklan 970x90px

Pemerintahan Sulteng paling efektif kedepan bila dipimpin seorang birokrat atau mantan birokrat

infobaru
Minggu, 06 Oktober 2024


Pembaca

Anwar Hafid
(Foto: Anggra Yusuf/Tutura.Id)

 

Oleh: Sigit Wibowo


InfoBaru- Menurut mantan Bupati Tolitoli dua periode dan juga mantan Sekda Buol Tolitoli selama sebelas tahun Dr. Moh Maruf Bantilan ( 2003) bahwa sebaiiknya Pemerintahan di level manapun apalagi di level Pemerintahan Provinsi sangat baik dan benar di pimpin oleh seorang birokrat atau mantan birokrat . Pertimbangan teoritisnya menurut rektor Univ Madako Tolitoli itu bahwa mengelola pemerintahan itu tidak sama dengan mengelola perusahaan, kalau di pemerintahan itu dibutuhkan leader sedangkan kalau di perusahaan cukup seorang teknokrat. Gaya kepemimpinan paling efektif seorang gubernur bila ia seorang birokrat atau mantan birokrat. Menelusuri rekam jejak mantan gubernur Sulawesi tengah selama ini hampir 90 % ( Sembilan puluh persen) adalah birokrat. Sebut saja Lamadjido, Ponulele, Paliudju dan Djangola adalah birokrat yang malang melintang di Pemerintahan. Sehingga dari 3 ( tiga) calan gubernur yang akan bertarung itu, secara teoritis Anwar Hafid akan lebih unggul sekalipun dilihat dari berbagai sudut pandang menggunakan pisau analisis mana dan pendekatan apa. Akan dilihat nanti pada saat debat calon gubernur, Anwar Hafid akan menggunakan argumentasi yang logis dan rasional dan di dasari oleh pertimbangan akal sehat dan nalar akademis karena ia berlatar belakang seorang birokrat. Pengalaman pemerintahan AH yang pernah bertugas di hampir semua level dan tingkatan Pemerintahan membuat AH lebih mudah mengelola Pemerintahan terutama dalam pengambilan keputusan strategis. Sulteng dengan segala persoalan memang tidak dapat di selesaikan dalam waktu 5 (lima) tahun, tetapi bila dipimpin oleh seorang birokrat atau mantan birokrat paling tidak 50 – 60 persen persoalan pemerintahan dapat diatasi dengan sangat efektif. Dalam buku : Tolitoli di awal Reformasi, Catatan singkat seorang Bupati di era reformasi, Maruf Bantilan mengemukan pandangannya selama mendampingi 4 ( empat) Bupati yang semuanya TNI dan Maruf Bantilan ( 2003) berkesimpulan bahwa inti dari Kepemimpinan efektif adalah pada Tindakan dan kecepatan pengambilan keputusan. Bila melihat rekam jejak Anwar Hafid yang sudah makan garam dengan dunia birokrasi ditambah pengalamannya sebagai anggota DPR RI sangat diyakini ia akan lebih efektif dalam mengambil langkah-langkah pemerintahan yang obyektif, rasional dan juga professional. 



3 (TIGA) KOMPETENSI YANG SUDAH DIMILIKI AWAR HAFID


Seorang birokrat dituntut memiliki 3 ( tiga) kompetensi saat dipercaya memegang sebuah jabatan structural ataupun jabatan fungsional. Ketiga kompetensi itu adalah : Kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosiokultural. Anwar Hafid yang pernah menjadi Camat, Kabag dan assisten Sekda pasti memahami betul bagaimana Ia mengelola sebuah unit kerja dengan ketiga kompetensi diatas, karena dalam setiap pelaksanaan tugas kedinasan, kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosiokultural secara bersamaan terimplementasi. Dalam sosok seoarang birokrat kemampuan-kemampuan yang lain seperti inovasi dan kreasi hanya merupakan variabel tambahan dalam kepemimpinan. Paling tidak sebagai seorang calon gubernur, Anwar Hafid telah mempersiapkan diri dengan berbagai kemampuan nya sebagai seorang birokrat, akademisi dan politisi. Ia nanti akan berkomunikasi dan berhadapan dengan Kapolda, Kajati, Pangdam, Ketua PN dan tokoh-tokoh lainnya dalam menjalankan roda Pemerintahan Sulteng. AH juga akan diperhadapkan dengan berbagai persoalan pemerintahan yang tingkatan nya : sedang, sulit dan super sulit. Sehingga itu sangat diyakini AH akan mampu mengatasi semua problem di Sulteng dengan kompetensi dan kemampuan politik yang ia miliki. Dari sudut pandang politik, bila ia terpilih sebagai gubernur Sulteng ( 2024 – 2029) AH akan menggunakan kekuatan partai, kekuatan masyarakat, kekuatan wakil gubernur ( Reny Lamadjido) dan kekuatan lainnya untuk bersama-sama menjawab tantangan yang akan di hadapi nya. Secara administrasi, AH juga akan melakukan tata kelola birokrasi yang professional dan terbuka untuk dengan memanfaatkan SDM birokrasi yang professional dan berkompetensi. Secara hukum, AH juga akan menjadi soko guru dalam penegakkan hukum di Sulawesi Tengah. Praktek KKN akan mnjadi prioritas utama untuk di sikat dan di sapu bersih. Paling tidak selama kepemimpinannya tidak ada satupun Kepala SKPD yang akan menjadi tersangka, terdakwa dan terpidana. Politik, administrasi dan hukum menjadi pilar gubernur Sulawesi tengah kedepan karena sebagai seorang mantan birokrat, AH tidak perlu diajari tentang administrasi, hukum dan politik karena ia secara langsung pernah melihat, mendengar bahkan merupakan pelaku tindakan dalam urusan tersebut.


ANWAR HAFID SEORANG BIROKRAT YANG DI DESAIN UNTUK MENJADI PEMIMPIN


Dalam teori kepemimpinan yang dipelajari, Pemimpin itu ada yang dilahirkan dan ada yang dipersiapkan. Sosok Anwar Hafid, adalah pemimpin yang dipersiapkan oleh lingkungannya. Lihat rekam jejak Anwar Hafid yang menjadi Kepala Desa, Camat dan seterusnya menjadi Assisten Sekda adalah sebuah bukti konkrit bahwa ia dipersiapkan oleh dirinya sendiri dan juga lingkungan organisasi tempat ia bekerja. Persiapan nya menjadi gubernur Sulteng 2024 – 2029 dikantonginya setelah ia terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2019 – 2024. Keterpilihan nya sebagai anggota DPR-RI telah membentuk modal kepemimpinan politik dalam dirinya yang sulit dibaca oleh Calon-calon lainnya. Anwar Hafid akan terus mengasah pemikiran, sikap dan tindakannya dalam berpolitik. Ketajaman analisa politiknya dalam memimpin Sulteng akan memperkaya pengetahuan dan pengalaman politik. Sangat diyakini, bila ia terpilih menjadi gubernur sulteng ( 2024 -2029) hampir dipastikan ia juga akan terpilh pada periode berikutnya ( 2029 – 2033). Prediksi politik ini sangat rasional danobyektif karena pengalaman dan pengetahuan AH sudah sangat matang dalam menegorkestrasi perpolitikan di Sulawesi Tengah. Sebagai seorang birokrat dan mantan birokrat, AH ibarat seorang petinju kelas berat sekelas Mike Tyson yang sudah dapat memprediksi kekuatan-kekuatan lawan dan dapat menghabisinya di ronde-ronde awal, sangat percaya diri karena AH di dampingi oleh calon wakil gubernur reny lamadjido yang mempunyai kekuatan politik yang sulit di tandingi, anak mantan gubernur dua periode, anak mantan Bupati dua periode dan kelilingi olah kakak-kakak yang memiliki reputasi politik di Sulawesi Tengah. Dengan mengutip pendapat mantan Bupati Tolitoli dua periode Dr. Moh Maruf Bantilan,MM bahwa bila seorang birokrat atau mantan birokrat menjadi pemimpin maka ia tidak perlu diajari politik, karena pengetahuan dan pengalaman politik nya sudah diatas rata-rata.

*FTR*